Minggu, 10 November 2013

Engkau lah untuk ku dari Allah SWT

Uhibbuka Fillah


Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja’ bin AmrAn-Nakha’I, ia berkata, “adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia sangat rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha’.

Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga ia jatuh cinta dan kasmaran dan ternyata cintanya pada si wanita tak bertepuk sebelah tangan. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang untuk melamar gadis tersebut. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dijodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda,bunyinya, ‘aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.’

Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, ‘Aku tidak setuju dengan dua alternative itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabb ku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak akan pernah mengecil nyala nya dan tidak pernah padam kobaran nya.’
Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, “Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah SWT? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah SWT dari orang lain. Semua hamba berhak untuk itu. “Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus karena menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, dia menangis dan mendo’a kannya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburnya, dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?

Dia menjawab, “Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan.”

Pemuda itu bertanya, “Jika demikian, kemanakah kau menuju?” Dia menjawab, “Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di surga kekekalan yang dapat ku miliki dan tidak akan penah rusak.”

Pemuda itubertanya, “Kapan aku bisa melihatmu?” Jawab si wanita: “Tak lama lagi kau akan datang melihat kami.” Tujuh hari setelah mimpi berlalu, si pemuda dipanggil oleh AllahSWT menuju kehadirat-Nya.

Source: Cerita Hikmah

“Yaa AllahYaa Rabbu, Tuhan Yang Maha Berkehendak, kehendakilah kami memperoleh cinta atas ridho Mu bukan karena syahwat ku bukan juga karena harta benda. Ya Allah yang menguasai hati, Dekatkan lah kami dengan jodoh kami. Jodoh yang telah menjadi ketentuan Mu untuk ku yang bisamembawa kami menuju kehadirat Mu. Ya Allah Yaa Rabb, dekatkan lah ia agarsegera ku jadikan ia atas diri hamba untuk mendapatkan rahmat Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

holy moon of Ramadhan

Photobucket